Spiga

Jumat, 26 Desember 2008

Mari Berfilsafat (Bagian 2) "Apa Hobimu?"

Hallo temen2 kita ketemu lagi... Gimana dua pertanyaan sebelumnya sudah terjawab blom...?, OK kalo belum terjawab buat PR aja ya..., yups kita masuk kebagian berikutnya, jangan lupa tarik napas dalam-dalam.... lalu keluarkan dengan pelan...., nah kalo udah kita lanjutkan...

Pernahkah menyadari bahwa kita tidak dapat merasakan hidup tanpa menyadari bahwa kita nanti harus mati....?, atau mungkin sebagian dari kita pernah bertanya “mungkin saja angkasa itu selalu ada, karena itu dia tidak perlu mencari tau darimana ia berasal”. Tapi mungkinkah sesuatu itu selalu ada?. Tapi jika angkasa berasal dari sesuatu yang lain, maka sesuatu yang lain itu pasti juga berasal dari sesuatu yang lain pula. Lalu apakah sesuatu pasti berasal dari ketiadaan?, namun apakah itu mungkin?, bukankah itu sama mustahilnya dengan gagasan bahwa dunia ini selalu ada?


Mungkin disekolah kita mendapatkan pelajaran bahwa Tuhan menciptakan dunia, tapi bagaimana dengan tuhan sendiri?, apakah dia menciptakan dirinya sendiri dari ketiadaan?. Meskipun Tuhan dapat menciptakan segala macam benda, dia tidak mungkin dapat menciptakan dirinya sendiri sebelum dia mempunyai “diri”.

Yang mana pun jawaban dari teka-teki di atas, tentu saja ini adalah masalah keyakinan bukan...

INGAT!!! Filsafat tidak selalu berbicara mengenai ketuhanan lho..., kalo itu kan urusan agama..., nah dalam tulisan ini kita tidak mau bersaing dengan agama OK...

Nah ternyata di dunia ini banyak orang yang mempunya hobi. Sebagian orang suka mengoleksi koin kuno atau perangko luar negeri, sebagian suka merajut, yang lain mengisi hampir seluruh waktu luangnya dengan bermain game.

Banyak orang yang senang membaca. Namun selera membaca itu berbeda-beda. Sebagian orang hanya membaca koran atau komik, sebagian senang membaca novel, sementara yang lain lebih menyukai buku tentang komunikasi, ensiklopedia, atau beberapa buku tentang memasak.

Jika kebetulan kamu tertarik pada koran atau buku, kamu tidak bisa memaksa orang lain untuk ikut menyukai kesenanganmu. Jika kamu suka menonton semua program berita olah raga di TV, kamu harus menyadari bahwa orang lain mungkin menganggap bahwa olah raga itu membosankan.

Tidak adakah sesuatu yang mengikat hati kita semua?, Tidak adakah sesuatu yang menyangkut kepentingan semua orang, tidak soal mereka atau dimana mereka tinggal di dunia ini?, tentu saja pasti ada masalah-masalah yang jelas akan menarik minat semua orang. Nah itulah masalah yang akan dibahas dalam tulisan berikutnya…...

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Tapi Bro...ada perbedaannya...nggak ?? contohnya gini...saya ini lebih senang disebut suka membaca, tapi hobynya mendengarkan usic..gimana Bro ??.

Teman-teman saya bilang..itu katanya dua-duanya disebut hoby, sedang saya sendiri lebih nyaman dibedain kayak gitu ?? Gimana Bro...pendapatmu ??

Salam.

Nur Rochman mengatakan...

wah makasih bos udah kasih coment, wah menarik juga pertanyaannya..., buat saya dua2nya ga' begitu berbeda, dan tidak ada masalah.

saya pribadi berpendapat bahwa pada dasarnya manusia melakukanpengidentifikasian terhadap sebuah objek, contoh paling sederhana adalah ketika kita meletakan pakan pakaian di lemari, sebagian tempat untuk celana, sebagian tempat lagi untuk kaos, sebagian lagi untuk kemeja, dan sebagian lagi untuk yang lainnya. kita bisa ambil contoh lain lagi, yakni kenapa pada akhirnya kita memberikan sebuah nama terhadap segala sesuatunya? buat saya karena pada akhirnya manusia melkukan pengidentifikasian.

dan menyangkut pertanyaan kamu itu saya pikir itu adalah masalah kesukaan, kita lebih suka disebut apa oleh orang lain..., dan kecenderungan kesukaan kita kemana. dan memang banyak dari manusia memiliki hoby lebih dari satu. akan tetapi dalam tulisan di atas adalah menitik beratkan pada pada dasarnya badalah kita tidak bisa memaksakan orang lain agar sepaham dengan kita, banyak dari mereka punya cara pandang yang berbeda pula dengan kita.

wah semoga jawaban saya tidak memuaskan, sehingga kita bisa saling bertukar pikiran lagi setelah ini. maksih...