Selama ribuan tahun banyak sekali penjelasan mitologi bagi pertanyaan-pertanyaan filsafat yang tersebar ke seluruh dunia. Para filsof Yunani berusaha untuk membuktikan bahwa penjelasan-penjelasan ini tidak boleh dipercaya.
Untuk memahami cara berpikir filosof awal ini, kita harus paham dulu bagaimana rasanya memiliki suatu lukisan mitologis tentang dunia. Kita dapat mengambil contoh beberapa mitos Skandinavia.
Kita mungkin pernah mendengar cerita tentang thor dan palunya. Sebelum agama Kristen masuk ke Norwegia, orang-orang perbcaya bahwa Thor mengendarai sebuah kereta yang ditarik dua ekor kambing melintasi angkasa. Ketika dia mengayunkan palunya akan terdengar guntur dan halilintar. Kata “guntur” dalam bahasa Norwegia “Thor don” berarti raungan Thor. Dalam bahasa swedia, kata untuk guntur adalah “aska” yang berarti “perjalanan dewa” di atas lapisan-lapisan langit.
Jika ada guntur dan halilintar pasti ada hujan, yang sangat penting bagi para petani Viking. Maka Thor dipuja sebagai dewa kesuburan.
Penjelasan mitologi untuk hujan karenanya adalah bahwa Thor sedang mangayunkan palunya. Dan jika hujan turun maka jagung berkecambah dan tumbuh subur di lading.
Bagaimana tanaman-tanaman di ladang dapat tumbuh dan menghasilkan panen tidaklah dipahami. Tapi jelas itu dikaitkan dengan hujan. Dan karena setiap orang percaya bahwa setiap hujan ada hubungannya dengan Thor, maka dia menjadi salah satu dewa paling penting di wilayah Skandinavia.
Masih ada alasan lain mengapa Thor dianggap penting, suatu alasan berkaitan dengan tata dunia.
Orang-orang Viking percaya bahwa dunia yang dihuni itu merupakan sebuah pulau yang selalu terancam bahaya dari luar. Mereka menyebut bagian dunia ini midgard, yang berarti kerajaan di tengah. Di dalam Migard terletak Asgard, tempat bersemayam para dewa.
Di luar Midgard adalah kerajaan Utgard, tempat tinggal para raksasa yang curang, yang melakukan segala tipuan keji untuk menghancurkan dunia. Monster-monster jahat seperti ini sering dianggap sebagai “pasukan pengacau.” Bukan hanya dalam mitologi Skandinavia melainkan juga hamper dalam semua kebudayaan lain, orang-orang mendapati bahwa ada suatu keseimbangan yang rawan antara kekuatan baik dan kekuatan jahat.
Salah satu cara yang digunakan para raksasa untuk menghancurkan Midgard adalah dengan menculik Freyja, dewi kesuburan. Jika mereka dapat melakukan ini, tidak ada yang dapat tumbuh di ladang dan para wanita tidak dapat lagi mempunyai anak. Maka penting sekali untuk mencegah usaha para raksasa ini.
Thor adalah tokoh utama dalam pertempuran melawan para raksasa. Palunya bukan hanya digunakan untuk membuat hujan, tetapi juga merupakan senjata yang menentukan dalam pertempuran melawan kekuatan pengacau yang berbahaya. Palu itu memerikan Thor kemampuan yang hamper tanpa batas. Misalnya, dia dapat melemparkannya kearah raksasa itu dan membunuh mereka. Dan dia tak perlu khawatir palu itu hilang sebab ia selalu kembali kepadanya, persis seperti boomerang.
Inilah penjelasan mitologi bagaimana keseimbangan alam dipertahankan dan mengapa selalu terjadi pertempuran antara kebaikan dan kejahatan. Dan inilah tepatnya penjelasan yang ditentang oleh para filosof.
Namun ini bukan masalah penjelasan semata.
Manusia tidak dapat hanya duduk termangu dan menunggu para dewa turun tangan sementara bencana seperti kekeringan atau wabah melanda. Mereka harus bertindak sendiri dalam perjuangan melawan kejahatan. Ini mereka lakukan dengan menjalankan bebagai upacara agama, atau ritus.